INSTIPER TUAN RUMAH THE 4th ILCF 2019: POTENSI PENGEMBANGAN KAYU RINGAN INDONESIA

INSTIPER Yogyakarta berkesempatan menjadi tuan rumah acara forum internasional yang membahas potensi pengembangan industri kayu ringan dunia. Indonesian Lightwood Cooperation Forum (ILCF) ke-4 tahun 2019 diselenggarakan di GRHA INSTIPER pada (14/10).

Kayu ringan merupakan material yang memiliki potensi luar biasa ke depannya. Sedangkan Indonesia sendiri merupakan negara yang memproduksi dan mengekspor plywood dan blockboard terbesar di dunia.

Jenis kayu ringan seperti sengon dan jabon tersedia dengan melimpah di wilayah Indonesia. Pertumbuhannya yang cepat membuat ketersediaan kayu ini cukup melimpah untuk dapat diolah menjadi berbagai produk turunannya. Dengan inovasi produk turunan kayu ringan membuka peluang untuk perkembangan pasar baru dan dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.

Sinergi dengan memanfaatkan jenis material lain dengan jenis kayu ringan serta pemanfaatan teknik pengolahan kayu untuk menghasilkan produk sangat diperlukan. Produk inovasi kayu ringan Indonesia telah banyak masuk ke negara Eropa.

Acara ILCF dimulai dengan sambutan dari Rektor INSTIPER, Dr. Ir. Harsawardana,M.Eng. Sambutan dilanjutkan dengan sambutan dari Indonesian Lightwood Association (ILWA) yang diwakili oleh AF. Sumardji Sarsono selaku Head of ILWA and Enterpreneur. Dari SIPPO, sambutan diberikan oleh Bapak Aris Daruji selaku country representative.

Acara dilanjutkan dengan paparan dari LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) tentang pembiayan ekspor dan paparan dari Bank Rakyat Indonesia tentang cara mengakses pembiayaan.

Pada ILCF ke-4 tersebut juga dilaksanakan pameran dari UMKM industri kayu ringan serta dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama antara ILWA dan INSTIPER. Salah satu poin penting dalam kerjasama tersebut adalah tentang program peningkatan kapasitas SDM di bidang kayu ringan.

Paparan sesi pertama tentang “Trend and demand Indonesia lightwood in global market” disampaikan oleh Mr. Frank Maul dari IPD Representative, Mr. Laurent Corpataux dari Haring Timber Technology-Research and Business Development Southeast Asia (NUS Associate), dan Bapak Marolop Nainggolan selaku Director of Export Development Cooperation.

Pada sesi 2 paparan disampaikan oleh Adi Noer selaku Direktur Standarisasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang “Program standarisasi produk kayu ringan Indonesia”. Pada sesi 3 disampaikan oleh Tukat Panduh dari LSM Fairventure Worldwide Indonesia dan Prof. Dr.Ir. M. Sambas Sabarnurdin, M.Sc. tentang “Hutan rakyat sebagai sumber pengadaan kayu ringan”.

 “Tahun ini merupakan tahun kedua INSTIPER terlibat dalam acara ILCF. Pada tahun ini INSTIPER mengambil peran cukup banyak bahkan bertindak sebagai tuan rumah karena INSTIPER memahami peluang dari industry kayu ringan tersebut. INSTIPER juga sedang mengembangkan minat studi Sarjana Rekayasa Industri Hasil Hutan yang memiliki outcome mahasiswa memiliki kompetensi utama inovasi dan rekayasa pengolahan dan menghasilkan produk kayu ringan”, jelas Ir. Sugeng Wahyudiono, MP. selaku Dekan Fakultas Kehutanan INSTIPER.

Di akhir acara juga diselenggarakan launching Indonesian Timber Council atau Dewan Kayu Indonesia yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Bapak Setyo Wisnu Broto, sebagai penutup acara ILCH.4 2019.