INSTIPER Smart Greenhouse Development (ISRD) Budidayakan Melon Oriental Varietas Chamoe

Melon merupakan tanaman buah semusim yang banyak disukai karena rasanya yang manis serta aroma yang khas. Dengan ketersediaan lahan terbatas, budidaya melon tetap bisa dilakukan. Bahkan dengan hanya bermodal polybag atau pot kita sudah bisa memiliki kebun melon di halaman rumah.

Ada banyak varietas melon yang saat ini dibudidayakan dan dipasarkan. Salah satu yang kini mulai diminati oleh  konsumen adalah melon oriental Chamoe. Melon yang unik, imut, dan segar. Rasa melon ini mirip dengan mentimun dan melon Honeydew. Jika dibandingkan dengan varietas melon lainnya rasa manisnya lebih rendah. Buah ini memiliki kadar air sampai mencapai 90%. Melon ini memang menarik, karena disamping buahnya yang imut salah satunya adalah harganya juga lumayan untuk kelas melon. Harga yang dibandrol sekitar R45.000-55.000/kg, menjanjikan bagi pembudidaya melon.

Seperti yang dilakukan Instiper Yogyakarta dengan ISRD (INSTIPER Smart Greenhouse Development) saat ini sedang membudiyakan varietas melon oriental chamoe. ISRD merupakan salah satu unit pengembangan hobi yang fokus pada pengelolaan tanaman produktif khususnya komuditas sayur dan buah secara hidroponik. Greenhouse di ISRD menggunakan Device Control System (DCS), yang merupakan alat untuk mengatur budidaya tanaman secara otomatis dengan beberapa sensor yang dipasang untuk mengukur faktor-faktor pertumbuhan tanaman yang terhubung dengan aplikasi android. Tujuannya untuk memantau iklim mikro secara real time.

Ketua ISRD Ryan Firmansyah SP, M.Si menyampaikan, “Melon Chamoe memang menjanjikan untuk dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis tinggi, pasar di luar negeri seperti Singapura masih menunggu. Prospek ke depan bagus karena permintaan Singapura 15 ton per minggu belum terpenuhi. Di Yogyakarta sendiri masih kurang, seperti di supermarket juga masih terbatas. Begitu juga dengan Semarang Jawa Tengah, masih belum memenuhi kebutuhan untuk ekspor. Jadi peluangnya sangat besar, prospeknya bagus,” terangnya.

INSTIPER Yogyakarta memilih membudidayakan melon di greenhouse dibandingkan dengan membudidayakan di lapangan, dikarenakan dapat mengurangi penularan serangan hama dan penyakit tanaman melon. Pemeliharaan tanaman melon pun akan lebih mudah dimana penyiraman bisa dilakukan secara otomatis dengan waktu tertentu. Budidaya melon di greenhouse juga menggunakan pupuk khusus, pupuk tersebut dilarutkan dalam air yang sekaligus berfungsi untuk mencukupi kebutuhan air tanaman.

Ryan Firmansyah SP, M.Si menambahkan, “saat ini greenhouse INSTIPER membudidayakan melon chamoe sekitar 120 polibag. Meskipun masih tahap penelitian, hasilnya sangat memuaskan.  Dalam 1 tanaman melon  bisa dihasilkan 6 buah, dengan berat  1 buah kurang lebih 0,5 kg. Jadi satu pohon bisa menghasilkan buah kurang lebih 3 kg. Hitungan secara manual dari 120 tanaman, panen yang dihasilkan sekitar 360 kg. Jika 1 kg melon dibandrol Rp45.000 maka omset yang bisa dihasilkan mencapai Rp16,2 juta sekali panen” pungkasnya.