Energi Baru dan Terbarukan Solusi Sumber Energi Masa Depan Ramah Lingkungan

Yogyakarta, 9 November 2021 - Energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan. EBT dapat menjadi solusi bagi segala permasalahan bahan bakar fosil yang selama ini telah dipakai oleh manusia selama bertahun-tahun untuk kebutuhan industri, kendaran, maupun rumah tangga. Sebagai bahan bakar yang tidak terbarukan, tentunya bahan bakar fosil jumlahnya semakin lama semakin terbatas. Pembakaran bahan bakar fosil juga telah menyebabkan emisi gas rumah kaca yang akan memperburuk kondisi iklim dunia. Sebagai sumber energi terbarukan, EBT memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi sumber energi ramah lingkungan untuk memajukan industri di Indonesia.
Pada saat ini topik EBT menjadi pembahasan yang sangat menarik di berbagai kalangan, topik tersebut juga diangkat dalam Conference of the Parties (COP) 26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow, Skotlandia yang diselenggarakan pada 1-2 November 2021 lalu.
Menyadari pentingnya EBT, Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, INSTIPER Yogyakarta menyelenggarakan Webinar dengan tema “Potensi Energi Baru dan Terbarukan di Industri Kelapa Sawit” yang diselenggarakan pada Selasa (9/10). Webinar dalam rangka Dies Natalis INSTIPER ke-63 yang akan dirayakan pada 10 Desember 2021 mendatang menghadirkan dua orang narasumber yaitu: Bapak Erick Tjia selaku Direktur Teknik dan Proyek Wilmar Group dan Bapak Andi Nugraha selaku Direktur Utama PT. WIKA Industri Energi.
Rektor INSTIPER Yogyakarta, Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng, dalam sambutannya saat membuka acara menyampaikan, “Negara Indonesia sangat berpeluang untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. Negara Indonesia yang berada di wilayah tropis memiliki berkah tiada terkira karena mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun yang dapat dapat dirubah menjadi energi listrik menggunakan panel surya. Selain cahaya matahari, masih banyak potensi energi baru terbarukan di Negeri ini seperti pembangkit listrik tenaga angin, air, ombak, panas bumi, dan bioenergi”.
Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng. menambahkan, “INSTIPER Yogyakarta sebagai perguruan tinggi yang memiliki kompetensi di bidang perkebunan dan perhutanan, mendukung pemanfaatan bioenergi dari produk turunan kelapa sawit seperti biosolar dan biogas. INSTIPER juga memiliki minat studi khusus tentang EBT yaitu Sarjana Teknologi Industri Bioenergi Energi Terbarukan (STIBET) untuk menciptakan SDM yang berkompeten di bidang EBT. INSTIPER Yogyakarta juga telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT. WIKA untuk membangun PLTS di lingkungan kampus INSTIPER Yogyakarta”.
Webinar yang sangat menarik ini disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat. Disiarkan secara langsung menggunakan Zoom Meeting dan YouTube, webinar ini diikuti oleh 335 orang yang terdiri dari akademisi, peneliti, staff perusahaan kelapa sawit, staff PT. WIKA, pelajar dan mahasiswa, masyarakat umum. Kedua narasumber juga memberikan paparan yang sangat menarik yang dibuktikan dengan respon dari partisipan yang ikut komunikasi secara aktif di sesi diskusi dan tetap mengikuti acara ini sampai akhir.
Bapak Erick Tjia selaku Direktur Teknik dan Proyek Wilmar Group menjadi pembicara pertama dan menyampikan paparan dengan judul “Kelapa sawit sebagai sumber energi baru dan terbarukan”. Dalam paparannya, Erick Tjia menyampaikan, “Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang zero waste dimana semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Produk olahan dari kelapa sawit dapat berupa produk food dan non-food. Produk pangan dari kelapa sawit sangat beraneka ragam seerti minyak goring, margarin, bahan campuran untuk es krim, coklat, dll. Kelapa sawit juga merupakan salah satu sumber bahan baku bioenergi. Crude Palm Oil (CPO) sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel dan telah diterapkan dalam produk biosolar B20 dan B30. Pengolahan CPO juga menghasilkan limbah biomassa. Limbah-limbah tersebut diantaranya: tandan buah kosong, serat buah, batang pohon, pelepah, cangkang, dan Palm Oil Mill Effluent (POME). Keberadaan limbah biomassa kelapa sawit sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi yang ramah lingkungan untuk dapat dimanfaatkan oleh dunia industri maupun masyarakat luas”.
Paparan kedua disampaikan oleh Bapak Andi Nugraha selaku Direktur Utama PT. WIKA Industri Energi. Dalam paparannya Bapak Andi Nugraha menyampaikan, “PT. WIKA Industri Energi berkomitmen untuk mengembangkan energi baru terbarukan dari energi matahari. PT. WIKA Industri Energi telah mendirikan beberapa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang merubah energi surya menjadi energi listrik menggunakan panel surya dan telah dimanfaatkan di berabgai wilayah di Indonesia termasuk di area-area terpencil yang belum mendapat akses listrik dari PLN. Panel surya ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi di industri perkebunan kelapa sawit. Panel surya dapat dipasangkan di atap pabrik maupun di jalan-jalan di yang ada di dalam kebun kelapa sawit”.
Melalui webinar ini diharapkan terjalin sinergi dan kerjasama untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan di Indonesia. INSTIPER Yogyakarta membuka kesempatan sebesa-besarnya untuk PT. Wilmar dan PT. WIKA Industri Energi untuk melakukan penelitian dan pengembangan EBT berbasis energy suya dan bioenergy untuk kemajuan negeri ini.