Dosen Fakultas Teknologi Pertanian INSTIPER Yogyakarta Peroleh Paten Asap Cair dari Janjang Kosong Kelapa Sawit

Yogyakarta (7/5), Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta bukan sekadar kampus tempat belajar mahasiswa, melainkan pusat pengembangan kompetensi berbasis industri yang berkelanjutan. Dengan kompetensi di bidang perkebunan dan perhutanan, INSTIPER mendorong mahasiswa dan dosen-dosennya untuk mengembangkan inovasi berbasis biomassa di bidang perkebunan dan kehutanan untuk menghasilkan produk-produk inovatif yang berkelanjutan.
Selaras dengan hal tersebut, dua orang dosen Fakultas Teknologi Pertanian INSTIPER, Kuni Faizah,S.Si., M.Sc. yang merupakan dosen Program Studi Teknik Pertanian dan Dr. Dina Mardhatillah,S.Tp., M.Si.. yang merupakan dosen Program Studi Teknologi Hasil Pertanian memperoleh paten dari hasil penelitiannya untuk mengolah tandan kosong kelapa sawit dan sabut kelapa untuk menjadi asap cair sebagai porous agent yang dapat digunakan untuk membuat gypsum berpori secara alami tanpa tambahan bahan kimia berbahaya sehingga lebih ramah lingkungan. Paten tersebut merupakan salah satu luaran hasil Penelitian Dosen Pemula tahun 2019.
Tandan kosong kelapa sawit merupakan hasil samping dari pengolahan tandan buah segar kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO). Selama ini janjang kosong banyak dikembalikan ke dalam kebun kelapa sawit untuk menjadi sumber bahan organik.
Kuni Faizah yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Fakultas Fisika Universitas Gadjah Mada menjelaskan,“Invensi ini berhubungan dengan asap cair yang berasal dari limbah biomassa tandan kosong kelapa sawit dan sabut kelapa yang mengandung hemiselulosa, selulosa, dan lignin yang dapat digunakan sebagai porous agent pada gypsum. Asap cair dihasilkan melalui proses pirolisis dengan suhu 250-350 °C selama 4-6 jam. Proses ini merupakan degradasi termal limbah biomassa perkebunan untuk dikonversi menjadi asap yang selanjutnya dikondensasi menjadi asap cair”.
Dina Mardhatilah sudah menyelesaikan studi doktoralnya di School of Management, Universitas Sains Malaysia menambahkan, “Asap cair yang dihasilkan tersebut berfungsi sebagai porous agent pada gypsum board yang akan membentuk pori melalui proses fisika gas blowing. Kandungan VOCs berupa fenol, asam karboksilat, dan gugus karbonil mudah menguap sehingga mengakibatkan terjadinya fenomena gas blowing yang akan menghasilkan struktur berpori”.
Penelitian dan paten ini juga membuktikan bahwa sawit itu baik, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Hasil samping atau yang sering disebut sebagai limbah kelapa sawit pun bisa diolah untuk meningkatkan nilainya. Tandan kosong kelapa sawit ternyata punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi bahan bangunan ramah lingkungan. Gypsum berpori yang dihasilkan bisa lebih ringan dan memiliki keunggulan untuk insulasi suara atau panas. Bagi INSTIPER, hal ini menjadi bukti nyata bahwa institusi pendidikan dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan nilai tambah produk sawit, bukan hanya dari sisi budidaya, tetapi juga dari sisi pemanfaatan limbahnya. Ini juga memperkuat peran INSTIPER sebagai kampus yang aktif dalam inovasi berbasis sawit dan pertanian berkelanjutan.
Kuni Faizah menambahkan, “Selama penelitian ini kami juga melibatkan mahasiswa untuk ikut aktif dalam penelitian sehingga mahasiswa akan mendapatkan pengalaman penelitian, meningkatkan pengetahuan dan skill nya. Jadi bagi calon mahasiswa yang memiliki minat di bidang teknik pertanian maupun teknologi hasil pertanian jangan ragu dan segera mantapkan diri untuk merajut masa depan gemilang bersama Fakultas Teknik Pertanian INSTIPER. Banyaknya mitra kerja Instiper, yakni berbagai perusahaan dan industri perkebunan akan relatif memudahkan lulusan Fakultas Teknik Pertanian INSTIPER mendapatkan pekerjaan dan berkarir”.