DIES NATALIS KE-62, INSTIPER YOGYAKARTA

Berbeda dengan tahun sebelumnya, perayaan Dies Natalis tahun ini INSTIPER Yogyakarta merayakan Dies Natalis ke-62 diadakan secara virtual dari GRHA INSTIPER Yogyakarta, pada Kamis (10 Desember 2020).

Acara dibuka oleh Ketua Senat Institut, Dr. Ir. Herry Wirianata, MS. dan dilanjutkan dengan laporan tahunan rektor disampaikan oleh Dr.Ir. Harsawardana, M.Eng.

Rektor INSTIPER Yogyakarta, Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng, mengutarakan di usianya ke-62 INSTIPER Yogyakarta telah berada di usia yang matang. Pihaknya telah memanfaatkan berbagai teknologi untuk melaksanakan berbagai proses pembelajaran baik kuliah maupun praktikum.

“Perbaikan sarana dan fasilitas pembelajaran yang dilengkapi dengan teknologi seperti kelas dimodifikasi dan dilengkapi fasilitas video conference sehingga dapat digunakan menjadi perkuliahan daring dan luring dalam waktu yang bersamaan,” ujarnya.

Dies Natalis yang diadakan secara virtual tidak mengurangi makna perayaan. Salah satunya diisi dengan pidato oleh Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc., CFS. dengan tema “Peranan Teknologi dalam Perkembangan Pertumbuhan Bisnis dan Industri Pertanian-Perkebunan-Perhutanan”.

Prof Purwiyatno Hariyadi menyampaikan, kelimpahan teknologi telah memberikan kesempatan manusia untuk berimprovisasi menggunakan teknologi dalam berbagai bidang termasuk bidang pertanian, perkebunan, dan perhutanan. “Semua kegiatan diharapkan dapat mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s) di tahun 2030 pada berbagai aspek kehidupan manusia,” ucapnya.

Dijelaskan Prof Purwiyatno pemanfaatan teknologi di bidang pangan diharapkan dapat menyelesaikan masalah kelaparan di dunia. “Berbagai improvisasi dan inovasi di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas pangan di Indonesia,” jelasnya.

Selanjutnya, ia mengatakan pandemik Covid-19 menyebabkan menurunnya ketersediaan dan kualitas lahan, keterbatasan sumber air, kompetensi pangan, pakan, papan, dan bahan bakar (4Fs = food, feed, fiber, and fuel), dan perubahan iklim merupakan tantangan untuk perguruan tinggi dan peneliti untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Sistem pangan berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi salah satu solusi yang bisa dipilih untuk menyelesaikan berbagai tantangan tersebut. Selain itu perkembangan teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan manusia seperti mengecek kesegaran dan kematangan buah menggunakan bio-sensor atau pemanfaatan drone di bidang pertanian dan perkebunan seperti untuk memupuk”, imbuh Prof. Purwiyatno.

Untuk itu, peran perguruan tinggi baik dosen dan mahasiswa menjadi penting untuk dapat mewujudkan 17 poin SDG’s yang diharapkan dapat tercapai di tahun 2030. INSTIPER Yogyakarta sebagai perguruan tinggi yang memiliki kompetensi di bidang perkebunan dan kehutanan siap untuk menciptakan SDM unggul di bidang perkebunan dan kehutanan.