INSTIPER Yogyakarta Ajak Mahasiswa Advokasi Kelapa Sawit di Sosial Media

Kampanye negatif kelapa sawit terus saja dilancarkan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai keberadaan minyak kelapa sawit. Hantaman kampanye negative di sosial media kian merajalela yang dapat menyebabkan masyarakat terdoktrin dengan kampanye negatif tersebut. Di sisi lain, kenyataan bahwa kelapa sawit menjadi penyumbang devisa terbesar bagi negara Indonesia tidak pernah diungkap bahkan oleh media-media main stream seperti televisi atau surat kabar.
Dilatarbelakangi hal tersebut,bagian hubungan masyarakat (Humas) INSTIPER Yogyakarta dan Humas PT. Astra Agro Lestari Tbk. (PT. AAL Tbk.) menyelenggarakan kegiatan Talkshow dengan tema “Advokasi Kelapa Sawit di Sosial Media” yang dilaksanakan di Auditheater INSTIPER pada 13 September 2022 yang lalu.
Acara tersebut dibuka oleh Rektor INSTIPER, Bapak Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng. Dalam sambutannya Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng., menyampaikan selamat datang dan rasa terimakasih kepada tim PT. AAL Tbk., yang telah menyempatkan hadir di kampus INSTIPER Yogyakarta untuk menyelenggarakan acara Agrovaria goes to INSTIPER Yogyakarta. Bapak Rektor menyampaikan, “Hubungan baik antara INSTIPER Yogyakarta dan PT. AAL Tbk. telah terbangun sejak lama. Pada awal INSTIPER Yogyakarta membangun minat studi Sarjana Perkebuan Kelapa Sawit (SPKS) pada tahun 2005, PT. AAL Tbk. memberikan dukungan yang luar biasa. PT. AAL Tbk. menyediakan lokasi magang bagi mahasiswa SPKS dan beberapa lulusan dari SPKS diterima bekerja di PT. AAL Tbk.”.
Pada kesempatan tersebut Bapak Rujito Purnomo selaku Board of Director PT. Astra Agro Lestari yang juga merupakan alumni INSTIPER Yogyakarta memberikan keynote speech. Pada paparannya Bapak Rujito menyampaikan, “Kalian sudah berada di tempat yang tepat untuk menempuh pendidikan tinggi, karena jika berbicara di lingkungan perkebunan kelapa sawit INSTIPER merupakan juaranya. Alumni INSTIPER telah tersebar di berbagai perusahaan kelapa sawit termasuk di PT. AAL Tbk. Berdasarkan data rekruitmen pada Planter Develompment Program (PDP) di PT. AAL Tbk., alumni INSTIPER merupakan peserta yang paling banyak bergabung (9%), diikuti oleh UGM (8%) dan UB (5%) dari total 51 asal Universitas peserta PDP. Jadikan hal ini menjadi motivasi supaya nantinya lebih banyak lagi alumni yang bisa menyusul kesuksesan kakak-kakak tingkat Saudara dan kami tunggu Saudara untuk bergabung menjadi bagian dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk.”.
Setelah mendapat motivasi dari Bapak Rujito, peserta talkshow mendapatkan materi tentang “Advokasi kelapa sawit di media sosial” yang disampaikan oleh Bapak Tofan Mahdi selaku Senior Vice President Communication and Public Affairs PT. AAL Tbk.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kampanye negatif kelapa sawit berhubungan dengan perdagangan minyak nabati dunia. Terdapat beberapa isu yang sering diangkat pada kampanye negatif kelapa sawit diantaranya tentang deforestrasi karena alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, hilangnya habitat, isu kesehatan, isu perubahan iklim, dan beberapa isu yang memojokkan lain.
Pada paparannya Bapak Tofan Mahdi menyampaikan, “Kelapa sawit merupakan satu-satunya komoditas unggulan perkebunan yang memberikan sumbangan bagi devisa negara Indonesia yang mencapai 25% dari APBN negara Indonesia. Minyak kelapa sawit dianggap ancaman bagi minyak nabati lainnya seperti minyak bunga matahari, minyak jagung, minyak zaitun, atau dari rapeseed. Kelapa sawit memiliki produktivitas tertinggi jika dibandingkan dengan komoditas minyak nabati yang lain. Untuk menghasilkan jumlah minyak yang sama kelapa sawit memerlukan luas area yang lebih sempit daripada jenis sumber minyak nabati yang lain. Selain itu kelapa sawit bersifat sustainable karena merupakan tanaman tahunan yang dapat berproduksi selama 25 tahun lamanya”.
Namun yang sangat disayangkan, di dunia maya seperti di sosial media seperti Twitter masih banyak pemberitaan yang memojokkan kelapa sawit dan masih sangat sedikit yang membalas isu tersebut dengan kampanye positif untuk membuka fakta-fakta positif di bidang perkebunan kelapa sawit. Hal ini bisa jadi karena anak muda Indonesia belum tergerak untuk aktif dalam diskusi global saat membahas kelapa sawit karena pada umumnya menggunakan bahasa inggris.
Pada kesempatan tersebut Bapak Tofan Mahdi mengajak untuk seluruh mahasiswa INSTIPER untuk bergabung melawan kampanye negatif kelapa sawit. “Mari kita ceritakan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah memperhatikan aspek keberlanjutan dari proses budidaya hingga proses pengeolahannya. Kebun kelapa sawit milik perusahaan maupun perorangan wajib memiliki sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang telah diatur dalam Perpres No. 44 Tahun 2020. Mari kita ceritakan kepada masyarakat bahwa operasioanl di industri kelapa sawit telah menjawab tujuan pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam 17 poin Sustainable Development Goals (SDG’s)”. 
Untuk menyemangati mahasiswa dalam melakukan advokasi kelapa sawit di media sosial, PT. Astra Agro Lestari Tbk. membuat challenge untuk membuat konten di media sosial berupa video IG Reel atau Tiktok denga tema “Manfaat kelapa sawit untuk kehidupan sehari-hari”. Hal ini dikarenakan kita tidak bisa lepas dari produk turunan kelapa sawit seperti. Produk seperti sabun, pasta gigi, kosmetik, minyak goreng, margarin, es krim, dan masih banyak lagi produk yang mengandung turunan kelapa sawit. Sepuluh orang dengan video terbaik akan lanjut ke challenge tahap 2 untuk membuat konten dengan tema “Apa yang akan terjadi jika tidak ada sawit di kehidupan kita”. Pemenang challenge ini akan mendapatkan satu buah handphone.
Di akhir paparannya sekali lagi Bapak Tofan Mahdi menyampaikan, “Mari kita bela kelapa sawit Indonesia karena kelapa sawit adalah masa depan kita bersama. Kelapa sawit adalah masa depan Indonesia”.