PEMANFAATAN DRONE DI BIDANG PERKEBUNAN

Oleh Betti Yuniasih, S.Si.,M.Sc - Dosen Fakultas Pertanian.

Perkembangan drone yang pesat telah memberikan perubahan di berbagai bidang salah satunya bidang pertanian khususnya perkebunan. Drone pada saat ini tidak hanya digunakan untuk keperluan fotografi dan videografi, namun juga digunakan untuk pemetaan, pemupukan, dan monitoring kondisi kebun.

Di kebun kelapa sawit, drone telah dimanfaatkan untuk bidang persiapan lahan, monitoring budidaya kelapa sawit, evaluasi kesehatan tanaman, dan pemupukan. Drone juga telah banyak dimanfaatkan untuk memonitoring pertumbuhan tanaman, mengevaluasi kesehatan tanaman, melakukan sensus jumlah tanaman, dan masih banyak lagi.

Pemahaman mahasiswa tentang pesatnya pemanfaatan drone di kebun kelapa sawit sangat penting sebagai bekal bagi mahasiswa saat kelak bekerja di kebun kelapa sawit. Mahasiswa tidak akan merasa asing terhadap teknologi informasi dan pemanfaatan sistem informasi geografi yang dapat meningkatkan kinerja saat di kebun kelak. Untuk mewadahi hal tersebut, INSTIPER Yogyakarta memiliki INSTIPER Drone Academy (IDA).

Pemanfaatan drone di bidang perkebuanan telah banyak dilakukan. Berikut beberapa pemanfaatan drone di kebun :

Pemetaan kebun kelapa sawit banyak dilakukan dengan menggunakan drone. Dalam memetakan area kebun kelapa sawit, terlebih dahulu dibuat batasan dan jalur terbang drone. Drone tersebut kemudian akan memfoto area kebun kelapa sawit sesuai jalur terbang yang telah ditentukan dan memfoto semua lokasi secara berkelanjutan dengan bergeser dari satu lokasi ke lokasi lain secara otomatis. Penting sekali untuk memperhatikan tampalan dari tiap foto sehingga saat semua foto drone tersebut disatukan atau dimozaik akan membentuk area kebun yang utuh. Peta kebun tersebut dapat memberikan informasi batas kebun dan kondisi spasial kebun.

Drone juga dapat digunakan untuk mengetahui topografi kebun. Melalui hasil foto drone kita bisa mendapatkan informasi tinggi lokasi yang difoto sehingga dapat dijadikan peta kontur. Dari peta tersebut dapat dibuat peta digital elevation model (DEM) sehingga topografi kebun dapat diketahui.

Hasil foto drone berupa foto kebun dan topografi dapat dijadikan acuan dalam membuat desain kebun yang meliputi blok kebun, jalan, lokasi konservasi, lokasi pembibitan, dll. Pada lokasi dengan kelerengan yang sangat terjal sebaiknya tidak dilakukan budidaya, pada lokasi yang bergelombang sebaiknya dilakukan terasan, dan pada area datar dapat dipilih sebagai area pembibitan.

Selain itu foto drone juga dapat digunakan untuk sensus jumlah pohon dengan cepat dan efisen. Sensus otomatis tersebut dilakukan dengan memanfaatkan foto drone kebun dan software Ecognation. Pada saat ini telah terdapat software Ecogantion khusus untuk menghitung jumlah pohon kelapa sawit yang dikembangkan oleh ESRI dengan nama nama Palm Oil Ecognation.

Selain untuk sensus, pertumbuhan tanaman kelapa sawit dapat dimonitoring dengan analisis visual menggunakan drone. Proses konsolidasi setelah penanaman memakan waktu yang lama jika harus dilakukan dengan cara konvensional berjalan di seluruh area kebun. Konsolidasi menjadi lebih efisien dengan menerbangkan drone untuk mengamati ada tidaknya tanaman yang mati atau tumbuh kerdil.

Manfaat lain dari drone adalah untuk memantau kesehatan tanaman baik melalui analisis visual maupun analisis radiometrik. Salah satunya dengan menggunakan indeks vegetasi. Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) yaitu indeks yang menggambarkan tingkat kehijauan suatu tanaman dari perhitungan nilai band merah dan band NIR (Near-Infrared Radiation). Indeks NDVI juga dapat digunakan untuk analisis pasca kebakaran dan mengamati suksesi suatu ekosistem.

Drone juga dapat digunakan untuk melakukan pemupukan. Dengan menggunakan drone pemupukan menjadi lebih efisien, tepat sasaran, dan dapat menjangkau lokasi yang sulit dijangkau oleh manusia. Pemupukan dengan menggunakan drone dapat dilakukan secara otomatis setelah sebelumnya dibuat jalur terbang untuk drone tersebut.

Selain digunakan untuk pemupukan, drone juga dapat digunakan untuk menyemprotkan insektisida, fungisida, atau larutan yang lain. Kapasitas larutan yang bisa dibawa drone bervariasi tergantung dari spesifikasi drone tersebut.

Drone juga dapat digunakan untuk memantau titik api (hot spot) atau kebakaran lahan. Lokasi sumber api dapat diamati dengan lokasi sumber asap. Luas area terdampak juga dapat diamati secara spasial sehingga dapat digunakan untuk menghitung kerugian yang ditimbulkan.